Friday 7 January 2011

Al-Qiayadah wa Jundiyah (3)

IV. Beberapa Petunjuk Dalam Bergerak.

Petunjuk untuk seorang pemimpin agar dapat menjalankan roda da’wah ke arah yang lebih baik :

  1. Memberikan perhatian yang menyeluruh terhadap tugas dan tanggung jawab.
  2. Memiliki kepercayaan kuat terhadap tugasnya.
  3. Setiap penanggung jawab harus menyusun program kerja lengkap.
  4. Tepat dalam memilih petugas yang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
  5. Pemimpin dituntut mengatur waktu dan urusannya seefektif mungkin.
  6. Selalu sedar dan waspada demi terjaminnya perjalanan da’wah.
  7. Memiliki kecekalan dan kekuatan tekad.
  8. Menumpukan perhatiannya kepada usaha yang sangat diperlukan, tidak perlu banyakberkata-kata.
  9. Adalah lebih baik, kita menghindari diri daripada memberikan pendapat dalam masalah furui'yah dan khilafiyah, supaya orang tidak salah sangka bahawa itulah pendapat atau fikiran jemaah kerana beliau dipandang sebagai pemimpin atau pihak bertanggungjawab.
  10. Berkewajiban menjauhkan jama’ah dari terjerumus ke dalam permusuhan golongan yang bersengketa.
  11. Beramal dalam bidang da'wah adalah ibadah kepada ALLAH.
  12. Harus percaya dan berpuas hati di atas ketinggian moral anggotanya yang bertugas.
  13. Tidak boleh membatasi aktivitinya semata – mata untuk masa sekarang.
  14. Ia harus benar – benar meningkatkan dan mengembangkan cara kerja, uslub serta mutu kerja.
  15. Bertanggung jawab dalam menilai dan mengevaluasi amal dan hasil setiap saat.
  16. Tidak boleh membanggakan dan menyanjung kemampuan, tenaga dan kelayakannya yang menyebabkan seseorang terjerumus.
  17. Tidak wajar menumpukan segenap kegiatannya dalam urusan pentadbiran semata-mata dengan menyampingkan segi jurusan dakwah dan ruhaniyah yang menjadi dasar perjuangan.
  18. Harus memiliki berbagai kelayakan untuk memudahkan perputaran roda kepemimpinan dan amal usaha ketika terjadi suasana mengejut.
  19. Ukuran keutuhan dan kesatuan pimpinan adalah menurut ukuran kekuatan jama’ah dan kepercayaan anggota terhadap pimpinannya.
  20. Menjauhkan konflik dengan orang lain selama masih dapat dihindari.
  21. Semangat pemuda harus dipelihara dan diarahkan serta selalu dikontrol.
  22. Melindungi jama’ah dari munculnya berbagai aliran pemikiran yang bertentangan dengan khiththah (ketentuan) jama’ah.
  23. Tidak dibenarkan membiarkan terbentuknya kelompok tertentu yang berdasarkan suku, kedaerahan dan semacamnya.
  24. Menyelesaikannya dengan tenang dan hikmah serta penuh kebijaksanaan dalam permasalahan.
  25. Bukanlah satu keaiban, kecacatan dan kekurangan nilai pimpinannya kalau dia meletakkan seseorang yang lebih mampu daripadanya mengantikan dirinya ketika dia merasakan kelemahannya untuk menyempurnakan segala tugas dan tanggungjawab. kepentingan amal dan muslihatnya lebih utama dipelihara dan diperhitungkan.


V. Beberapa Petunjuk Pergaulan Antara Pemimpin Dan Anggota :

  1. Pemimpin harus pandai memilih orang yang layak dalam memegang jabatan.
  2. Tidak boleh bersikap pesimis dan buruk sangka.
  3. Pemimpin sentiasa bergaul rapat dengan anggotanya.
  4. Memperbaiki pembagian tugas dan menentukan segala pengkhususan supaya tidak tumpang tindih.
  5. Menentukan, mengatur dan memudahkan jalur komunikasi di setiap peringkat.
  6. Berusaha sungguh – sunguh meningkatkan posisi kepemimpinan dan melatih anggota sesuai dengan bidang masing – masing.
  7. Penting memberikan kebebasan kepada anggota untuk memilih wasilah dan cara yang paling baik yang dapat membantu pelaksanaan tugasnya.
  8. Selalu membangkitkan semangat kerja sama yang penuh kejujuran dengan anggota.
  9. Harus membiasakan diri bermusyawarah dengan para anggotanya.
  10. Menentukan keputusan dan perintah yang hendak dilaksanakan.
  11. Diadakannya pertemuan rutin dengan sesama pengurus untuk menyelaraskan gerakan.
  12. Memperhatikan setiap rangkaian dan mata rantai dalam komunikasi, tidak overlapping.
  13. Perlu dikaji situasi yang menyebabkan anggota yang melakukan kesalahan tersebut.
  14. Mewaspadai dalam menjalankan tindakan pemecatan dan pembekuan keanggotaan karena kesalahan yang dilakukan.
  15. Memperhatikan setiap anggota yang diberikan amanah dan cepat menegurnya jika melakukan kesalahan.
  16. Perlu mendorong dan meningkatkan semangat anggota yang menjalankan amanahnya.
  17. Semua anggota bekerja semata – mata karena ALLAH .
  18. Memiliki pengetahuan lengkap tentang perjalanan gerakan, pelaksanaan dan aktiviti yang dilakukan para pelaksana.
  19. Meminta pandangan dan cadangan anggota tertentu yang berguna untuk kelancaran strategi da’wah dan merealisasikan maslahat da'wah. Begitu juga mana-mana kritikan yang membina di sekitar amal dan pimpinan mestilah di ambil kira.
  20. Anggota tidak boleh diberi amanah kecuali ia telah menguasai bidang tersebut.
  21. Orang yang terlalu bersemangat sebenarnya sangat berbahaya jika diberikan amanah yang tertentu.
  22. Meningkatkan moral anggotanya jika mengalami peristiwa ketidakberuntungan. ( Q.S 3 : 139 – 141 )
  23. Memperhatikan kelurusan, keaslian dan kemantapan jalan da’wah serta menjauhi bentuk penyimpangan.
  24. Memadukan antara generasi pertama dan generasi penerus dalam setiap kegiatan.
  25. Mewaspadai terhadap usaha musuh yang berpura – pura bergabung sebagai batu loncatan untuk tujuan mereka.
  26. Memelihara tabiat gerakan da’wah dengan seluruh potensi yang ada.
  27. Waspada dan berhati – hati dalam mengeluarkan keputusan yang menyangkut darah seorang muslim, kecuali setelah di teliti dengan baik.


Bagian 3

B. KEANGGOTAAN DAN TUNTUTANNYA.

I. Beberapa Persyaratan Pokok Seorang Indiviidu :

  1. Memahami benar erti komitmennya kepada Islam.
  2. Mengenal marhalah da’wah yang sedang dijalaninya beserta tuntutannya.
  3. Meyakini bahwa kembali kepada kitabullah dan sunnah rasul SAW secara benar dan serius adalah satu – satunya jalan untuk menyelamatkan ummat Islam dari segala krisis.
  4. Yakin akan kewajipan bergerak membangunkan iman di dalam jiwa manusia.
  5. Harus mengetahui sejelas – jelasnya bahwa amal usaha menegakkan Daulah Islamiyyah adalah kewajiban setiap muslim dan muslimah.
  6. Mengetahui bahwa kewajiban ini tidak mungkin terlaksana dan tercapai hanya dengan usaha perseorangan.
  7. Amal jama’i dipandang sebagai persoalan yang wajib ditunaikan sebelum melangkah membangun kembali Daulah Islamiyyah.
  8. Harus menyedari perlunya memilih jama’ah yang akan dimasukinya.
  9. Harus meneliti sifat – sifat asasi jama’ah tersebut.
  10. Harus mengetahui bahwa dasar Islam adalah kesatuan kata dan shaff. ( Q.S 3 : 103, 8 : 46 )
  11. Dalam memilih harus dengan kesadaran sendiri, tidak karena desakan, paksaan, berpura – pura tenggang rasa dan kepentingan lain.
  12. Amal jama’i memiliki syarat dan keiltizaman yang harus diketahui.
  13. Dasar ber-Amal jama’i semata – mata karena ALLAH. ( Q.S Al Fath : 10 )
  14. Setiap anggota jama’ah harus menyadari akan kebaikan yang tak ternilai dengan bergabungnya di dalam jama’ah yang memperjuangkan Islam secara benar.
  15. Harus mengetahui bahwa persoalan terpenting di jalan da’wah ialah kesadaran terhadap pengawasan ALLAH SWT.
 Sekadar Hiasan

II. Beberapa Keharusan Dan Perilaku Anggota Yang Harus Diamalkan :

  1. Menjadi seorang mu’min yang teguh dan yakin terhadap amal jama’i dengan segala tuntutannya. ( Q.S Al Hajj : 77 – 78, Al Mu’minun : 115 – 116 )
  2. Harus mengetahui secara mendalam segala ketentuan jama’ah.
  3. Harus melengkapi diri dengan berbagai bidang kemampuan dan kelaikan agar menjadi tenaga yang efektif, kuat dan baik.
  4. Menyerahkan hidupnya untuk berjuang karena ALLAH dan menegakkan kekuasaan agama ALLAH semata.
  5. Keiltizamnya dengan arahan.
  6. Beriltizam dengan pemahaman Islam yang benar dan menyeluruh yang menjadi landasan jama’ah.
  7. Beriltizam dengan cara gerakan dan seluruh langkahnya sebagai mana yang telah ditentukan jama’ah untuk mewujudkan tujuannya yang agung.
  8. Menjadi pelindung terpercaya terhadap tujuan jama’ah.
  9. Harus berani menempatkan dirinya di barisan jihad fiisabilillah. ( Q.S 9 : 111, Al Ankabut : 6 )
  10. Harus mengetahui martabat jihad.
  11. Berkewajiban melatih diri agar mudah berkorban di jalan ALLAH. ( Q.S 9 : 120 – 121 )
  12. Harus menyadari bahwa sesungguhnya dia ibarat berkedudukan di suatu daerah pertahanan yang strategis. ( Q.S Al Ahzab : 23 – 24 )
  13. Ujian ( mihnah ) adalah sunnahtulloh dalam da’wah.
  14. Pembela aqidah dan prajurit da’wah harus mengikhlaskan ketaatan dan kesetiaannya ( wala’ kepada da’wah Islamiyyah dan melepaskan diri dari yang lain. ( Q.S Almumtahanah : 4 )
  1. Berkewajiban menanam dan mempersubur benih cinta – mencintai persaudaraan sesama anggota. ( Q.S 9 : 71, 16 : 53 )
  2. Membiasakan diri melaksanakan setiap perintah pimpinan jama’ah.
  3. Memberikan kepercayaan penuh kepada pimpinan jama’ah.
  4. Setiap anggota harus memiliki “ indera da’wah. ”
  5. Memperhatikan pembentukan pribadi muslim yang spesifik dan mencintai kebenaran.
  6. Menjauhi cara – cara parti politik yang jahat, kedaerahan, elitis dan yang bertentangan dengan adab Islam.
  7. Anggota ibarat pengawal di sebuah benteng pertahanan.
  8. Menjauhi segala tindakan yang mempersukar barisan di dalam amal Islami.
  9. Wajib beriltizam dengan sikap adil dan sederhana, tidak keterlaluan dan tidak meremehkan.
  10. Mempergiat makanisme saling nasihat – menasihati kepada kebenaran.
  11. Perbaiki diri dan seru orang lain untuk berbuat baik.
  12. Harus bersungguh – sunguh memperbaiki hubungan dan komunikasi dengan sesama aktivis.
  13. Wajib menjaga waktunya dengan serius, berdisiplin, seluruh urusannya rapi, berguna untuk manusia, mampu berusaha, mujahid untuk dirinya, waspada terhadap godaan duniawi.
  14. Harus memikirkan persoalan rumah tangga dan keluarganya.
  15. Selalu menumbuhkan harapan di dalam hati keluarga dan saudara – saudaranya bahwa masa depan adalah untuk Islam.
  16. Tidak boleh merasa pesimis dan putus asa ketika menderita kekalahan di medan jihad dalam menentang musuh. ( Q.S 3 : 139 – 142 dan 146 )
  17. Harus menghiasi dirinya dengan seluruh akhlaq Islam dan menjauhi segala budi pekerti buruk dan sifat – sifat yang dilarang Islam.

Panduan Imam Hasan Al Banna untuk para pemuda :


“ Wahai pemuda ! Fikrah ini akan menang jika kita memiliki iman kuat, tulus dan ikhlas kepadanya, punya semangat yang berkobar – kobar, kesiapan berkorban dan beramal untuk mewujudkannya. Empat rukun ini : Iman, Ikhlas, semangat dan amal, merupakan ciri khas pemuda. Sesungguhnya dasar iman adalah hati yang hidup, asas ikhlas ialah hati yang suci murni, landasan semangat yaitu perasaan yang kuat dan amal adalah tekad yang selalu segar “.

ALLAH Berfirman : “ Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda – pemuda yang beriman kepada Rabb mereka dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk. “ Q.S Al Kahfi : 13.


Ringkasan ini dipetik dari buku Al-Qiadah wa Jundiah karangan Syeikh Mustafa Masyhur..
Boleh rujuk bukunya untuk penjelasan yang lebih terperinci..


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...