Thursday 5 May 2011

JIHAD FI SABILILLAH .

VII. FADILLAT JIHAD FI SABILILLAH

1. Jihad fie sabilillah adalah setinggi-tingginya martabat dalam Islam.

Nabi saw bersabda :

"Pokok urusan ini adalah Islam, siapa yang masuk islam tentu ia selamat, tiangnya adalah sholat dan puncak ketinggiannya adalah jihad yang tidak dapat diraih kecuali oleh orang yang paling utama diantara mereka."

(HR Tabrani)

Jihad adalah ibadah dan amal yang paling utama sesudah iman

"Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?."

(QS As-Shaf 10)

"(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui."

(QS As-Shaf 11)

"Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar."

(QS As-Shaf 12)

"Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman."

(QS As-Shaf 13)

Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah saw ditanya:

"Apakah amal yang paling utama? Beliau menjawab:"Iman kepada Allah dan Rasul-Nya." Beliau ditanya lagi:"Kemudian amal apalagi?" Beliau menjawab:"Jihad fie sabilillah." Beliau ditanya lagi:"Kemudian amal apalagi?" Beliau menjawab :"Haji yang mabrur."

(HR Bukhari dan Muslim)

Rasulullah saw ditanya:

"Ya Rasulullah Amal apa yang dapat menyamai jihad fie sabilillah?" Baginda saw menjawab:"Kamu tidak akan mampu melaksanakannya. Pertanyaan itu diulang hingga tiga kali sedangkan jawaban Nabi saw tetap: "Kamu tidak akan mampu melaksanakannya". kemudian Beliau saw bersabda: "Perumpamaan orang yang berjihad fie sabilillah itu bagaikan orang yang berpuasa dan sholat, serta membaca ayat-ayat Allah, dan ia tidak berbuka dari puasanya dan tidak berhenti dari sholatnya hingga orang yang berjihad fie sabilillah itu kembali".

(HR Muslim)

Bahwa seseorang berkata:

"Wahai Rasulullah, tunjukkanlah saya kepada amalan yang menyamai Jihad", Rasulullah saw menjawab: "Saya tidak mendapatkannya". Kemudian Rasulullah saw berkata : "Apakah engkau mampu jika orang yang berjihad itu pergi (untuk berjihad), engkau masuk masjid kemudian sholat dan tidak berhenti, dan puasa tidak berbuka hingga orang yang berjihad itu kembali" kemudian orang itu berkata: "Siapakah yang mampu melaksanakan demikian?"

(HR Bukhari)

Dan banyak lagi Fadilah-Fadilah yang lain

VIII. SYARAT-SYARAT JIHAD

1. Jihad dilaksanakan benar-benar ikhlas fie sabilillah dan meninggikan kalimah Allah, tidak ada riya, sum'ah, syrik dan nifaq didalamnya.

2. Orang kafir tidak langsung diperangi melainkan setelah dakwah sampai kepada mereka.

3. Orang kafir yang diperangi tidak dalam ikatan perjanjian.

4. Diharapkan adanya kekuatan, pertolongan dan kemenangan bagi kaum muslimin berdasarkan ijtihad Amir atau ijtihad orang yang berpengalaman.

5. Ada izin dari Imam atau khalifah jika memungkinkan.

6. Ada izin dari ibu bapa bagi anak, dari majikan bagi hamba sahaya, dari yang berpiutang bagi yang berhutang.

IX. SYARAT-SYARAT WAJIB JIHAD

1. Islam
2. Baligh
3. Berakal
4. Merdeka
5. Lelaki
6. Berbadan sehat dan tidak cacat yang parah (berat)
7. Ada nafaqah
8. Menguasai persenjataan
9. Mendapat izin ibu bapa bai anak, orang yang berpiutang bagi orang yang berhutang dan majikan bagi hamba sahaya.

X. ANCAMAN BAGI ORANG YANG MENINGGALKAN JIHAD

1. Jika kaum muslimin tidak mau pergi berjihad, mereka akan disiksa dengan azab yang pedih.

"Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal keni'matan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit."

(QS At-Taubah ayat 38)

"Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."

(QS At-Taubah ayat 39)

2. Jika kaum muslimin meninggalkan jihad maka mereka akan ditimpa kehinaan yang tidak akan sirna (hilang), kecuali melainkan mereka kembali melaksanakan jihad.

"Bila kamu berjual-beli dengan 'inah (dengan cara riba dan penipuan), mengikuti ekor-ekor lembu, menyukai bercocok tanam, dan kamu meninggalkan jihad, Allah akan menimpakan kehinaan kepada kamu yang tidak akan dicabut sehingga kamu kembali kepada agamamu."

(HR Abu Daud)(Silsilah Hadist Shahih Al-Bani No. 10, 11)

3. Jika suatu kaum meninggalkan Jihad maka Allah akan menghinakan mereka.

"Abu Bakar As-Shiddiq ra berkata : " Wahai manusia sesungguhnya pada tahun pertama didalam bulan seperti bulan ini aku telah mendengar Rasulullah saw berbicara diatas mimbar : "Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihad fie sabilillah melainkan Allah hinakan mereka, dan tidaklah suatu kaum meninggalkan amar ma'ruf dan nahi mungkar melainkan Allah ratakan azab atas mereka."

(HR Said bin Mansur).

4. Allah akan menimpakan kefakiran kepada suatu kaum yang meninggalkan jihad.

"Sya'bi berkata : "Ketika Abu Bakar As-Shiddiq naik mimbar, beliau menyebutkan hadist dan didalam hadist itu beliau mengatakan : "Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihad fie sabilillah, melainkan Allah timpakan kefakiran terhadap mereka."

(HR Ibnu Asakir)

Mungkin ada orang yang menyangkal : Kita lihat orang ramai telah berpaling daripada jihad tetapi mengapa dikalangan mereka, banyak orang-orang kaya? Didalam hadist Shahih Rasulullah saw menerangkan apa yang dimaksud dengan kaya

"Bukanlah kaya itu dengan banyaknya harta benda, tetapi kaya yang sebenarnya adalah jiwa yang kaya."

(HR Bukhari)

Demikian yang disebut kaya dalam arti yang sebenarnya, sedangkan manusia yang kita saksikan pada zaman sekarang ini, ketika mereka telah berpaling daripada jihad dan gahnimah, dan diganti dengan menghadapkan perhatiannya kepada berbagai usaha yang berbeda beda apakah itu yang Mubah maupun yang Haram, Allah timpakan atas mereka kefakiran hati, terlalu tamak dan sangat rakus.

Sehingga mereka banyak menolak kewajiban dan banyak makan barang haram sepertu hasil raswah dan sebagainya. Dunia atau harta yang sedikit bagi mereka merupakan suatu yang membuat mereka sangat bimbang. Allah jadikan mereka hina karena tamak dan rakus, sehingga tidaklah sekali kali engkau jumpai salah seorang dari mereka yang beranggapan bahwa rezekinya itu datang dari arah dirinya, melainkan ia telah dikuasai oleh kehinaan dan telah diperhamba oleh ketamakan dan oleh rasa takut kehilangan rezeki.

Sekiranya ia manusia yang kaya, tentu ia akan hidup merdeka. Maka sebenarnya ia adalah orang yang fakir walaupun dia mempunyai harta yang banyak. Walaupun pada zahirnya ia adalah manusia yang aziz, yang mulia tetapi sebenarnya ia telah dikuasai oleh kehinaan.

Sebaliknya orang yang memperoleh rezeki melalui pedangnya, tidaklah demikian keadaannya, karena ia memperoleh rezeki dari ghanimah yang diperoleh dengan pedang dan tanpa menghinakan diri kepada siapapun selain kepada Allah. Dan selain itu karena ghanimah adalah rezeki yang benar-benar halal serta murni tidak bercampur syubhat. Itulah yang menjadikan sebab terangnya hati, terusirnya sifat tamak, bakhil dan rakus.

Dan orang yang memperoleh ghanimah, walaupun keadaan zahirnya itu fakir, tetapi ia memiliki jiwa yang kaya. Walaupun selimut zahirnya itu rendah dan hina tetapi perasaan batinnya mulia dan agung sebagaimana yang disifati oleh Allah swt :

"Lemah lembut terhadap orang-orang mukmin dan tegas terhadap orang-orang kafir."

(QS Al-Maidah 54)

Orang yang mengatakan sekarang bukan zaman Jihad lagi, dilaknat oleh Allah, malaikat dan semua manusia.

"Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda : "Jihad itu akan senantiasa manis dan segar selama hujan masih turun dari langit. Akan datang suatu zaman pada manusia yang pada zaman itu ada ulama diantara mereka mengatakan : "Sekarang ini bukan zaman jihad lagi.", Siapa yang mengalami zaman tersebut, maka sebaik-baiknya zaman adalah Jihad." Mereka para (para sahabat) berkata : "Wahai Rasulullah adakah orang yang berkata macam itu?" Beliau saw menjawab : "Ya, yaitu orang yang dilaknat oleh Allah, Malaikat dan Manusia semuanya."

(HR Said bin Mansur)

6. Orang yang mati sedangkan ia belum pernah berperang dan tidak pernah tergerak hatinya untuk berperang, ia mati pada satu cabang kemunafikan.

"Siapa yang mati sedangkan belum pernah berperang dan tidak pernah tergerak hatinya untuk berperang maka ia mati pada satu cabang kemunafikan."

(HR Muslim)

7. Orang yang tidak berperang atau tidak membantu perlengkapan orang yang berperang atau tidak menjaga keluarga orang yang berperang dengan baik, ia akan ditimpa kegoncangan sebelum hari kiamat.

"Siapa yang tidak berperang atau tidak membantu persiapan orang yang berperang, atau tidak menjaga keluarga orang yang berperang dengan baik, niscaya Allah timpakan kepadanya kegoncangan." Yazid bin Abdu Rabbihi berkata :"Didalam hadist yang diriwayatkannya ada perkataan "sebelum hari kiamat."

(HR Abu Daud, Ibnu Majah, Darimi, Baihaqi dan Ibnu Asakir)

XI. PENUTUP

Demikianlah keterangan ringkas tentang Jihad fie Sabilillah. Insya Allah Ikhwan semua dapat memahami dan menghayati serta dapat mengamalkannya.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...